Minggu, 05 Juli 2009

KEMASAN

Suatu ketika seorang sahabat yang baru pulang dari negara amerika membawakan saya oleh-oleh berupa cookies, kue kering berwarna dan berasa coklat yang identik dengan peradaban amerika. Dan suatu hari saya meminta oleh-oleh dari seorang sahabat yang pulang dari berlibur dari Yogyakarta berupa panganan khas geplak, makanan kecil yang terbuat dari kelapa dikeringkan kemudian diberi gula dan diberi warna-warni hijau, kuning, coklat, kuning, dan putih. Persamaan dari kedua jenis makanan tersebut adalah sama-sama makanan kecil untuk kudapan. Yang membedakan selain bahan dasarnya berbeda adalah kemasannya. Cookies dari amerika tersebut dikemas dalam kotak nan cantik dan diberi pita berwarna biru dan merah (warna khas amerika), ketika menerima kotak cookies tersebut rasanya sayang untuk membukanya karena kotaknya nan bagus, ketika dibukapun timbul rasa yang sama untuk memakannya walaupun menurut saya rasanya hanya sebagaimana layaknya cookies. Walhasil cookies yang berisi 24 buah tersebut akhirnya habis dalam 24 hari karena hanya sehari sekali dimakan sebagai teman minum teh ketika sore. Sedangkan geplak dari Yogyakarta hanya dibungkus dalam kantong plastik biasa, tetapi meskipun begitu bagi saya rasa geplak sangatlah mengena karena merupakan makanan tradisional asli Indonesia dan juga geplak dalam satu plastik tersebut akhirnya ludes hanya dalam waktu 2 hari.

Kedua hal tersebut jika diibaratkan kepemimpinan adalah dua hal yang sangat berbeda, Pemimpin tipe geplak walaupun memihak dan mengerti lidah rakyatnya yang notabene tahu akan kemauan rakyat, akhirnya hanya akan berlalu begitu saja. Sedangkan pemimpin tipe cookies adalah tipe pemimpin yang hanya fokus pada penampilannya saja dimana pencitraan dirinya (atau kelompoknya) adalah selalu nomor satu. Tidak peduli bagaimana cara kepemimpinannya maupun hasil akhirnya apakah berguna bagi rakyat atau tidak, yang penting tampilannya selalu nomor wahid. Maka diam-diam dibuatlah garda-garda pendukungnya, dibuatlah lembaga-lembaga survey yang akan (dan hanya) menilai kebaikan serta dukungan yang diperolehnya, diadakanlah kegiatan-kegiatan sosial yang akan meningkatkan pencitraan mereka dimata rakyat. Yayasan-yayasan donasi serta kegiatan filantropis kerap didengungkan, slogan cinta tanah air dan nasionalisme selalu didendangkan dihadapan rakyat padahal hal-hal tersebut hanya merupakan kemasan mereka saja untuk (barangkali) menutupi kecurangan-kecurangan publik yang dilakukannya serta manipulasi kepemimpinanya. Segala bentuk manifesto pro rakyat jika ditelaah lebih lanjut ternyata lebih pro pada rakyat negara lain akibat dari kebijakan membuka kran penanaman modal asing yang hampir tidak dibatasi sama sekali. Pemimpin seperti ini pada akhirnya melupakan substansinya sebagai seorang pemimpin yang seharusnya memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dalam jangka panjang, bukan hanya saat ini tetapi sampai anak cucu keturunannya. Dan bukan hanya memikirkan kepentingan dirinya ataupun kelompoknya saja tetapi kepentingan bersama negara ini.

Seandainya geplak yang manis tersebut dikemas dalam kotak cookies, rasanya akan menjadi perpaduan yang pas. Indah kemasannya serta rasanya mengena di lidah rakyat.

- Selamat memilih presiden baru bagi rakyat indonesia – kutisari 05 july 2009 -

Tidak ada komentar: