Sabtu, 25 Juli 2009

N E T W O R K I N G

seorang sahabat baru saja bercerita kepada saya mengenai rekan kantornya beda department tetapi satu holding company, dimana rekannya tersebut mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis : menggantung dirinya. Orang tersebut mengambil jalan pintas karena diduga depresi berat setelah departmentnya ditutup dan terkena PHK.

Seorang sahabat juga pernah bercerita kepada saya mengenai pengalaman pribadinya, bagaimana karirnya yang sudah sangat mapan disebuah perusahaan kredit barang-barang elektronik terkenal yang kemudian memutuskan untuk membuat usaha sejenis karena mendapat sokongan dari temannya, tetapi apa lacur ternyata usaha yang sebelumnya dijanjikan sokongan tersebut ternyata tidak mendapat bantuan dari pihak bank, sementara sahabat ini sudah terlanjur mengundurkan diri.

Seorang sahabat juga pernah curhat kepada saya tentang bagaimana dia difitnah oleh rekan kantornya sehingga dia harus menandatangani surat pengunduran diri dan hanya mendapat pesangon satu bulan gaji saja. Bagaimana sahabat ini selama beberapa hari tidak berani menceritakan keadaannya kepada istrinya dan setiap hari dia tetap pergi seolah-olah kekantor padahal akhirnya seharian berdiam diri di masjid Istiqlal.

Seorang sahabat yang lain juga bercerita kepada saya bagaimana dia ditipu oleh bawahannya sehingga usahanya nyaris mengalami kebangkrutan, dan terpaksa harus menutup 2 (dua) dari 4 (empat) kantor cabangnya dan saat ini sedang bergiat lagi untuk memulai usahanya tersebut dengan merangkak dari bawah lagi.

Dari 4 (empat) cerita diatas, jika diambil garis besar penyelesaiannya terdapat beberapa hal, salah satunya adalah networking. Kita sebagai manusia memerlukan networking atau dengan kata lain jejaring sosial. Pertolongan yang timbul sebagian besar dengan memanfaatkan networking atau jejaring sosial tersebut. Tanpa networking maka jalan pintas mengakhiri hidup (seperti cerita pertama) adalah pilihan utama karena dirinya sudah merasa ‘habis’ hidupnya dengan di PHK, sementara umur sudah melewati ambang penerimaan karyawan baru dan tanpa networking dia merasa ‘sendirian’ ditengah penderitaannya. Sedangkan sahabat pada cerita ke 2 (dua) saat ini Alhamdulillah sudah merasakan omzet dihitungan Milyar karena dia berhasil memanfaatkan networkingnya, jadi ketika sokongan dari pihak bank hanya isapan jempol belaka, sahabat ini memanfaatkan networkingnya pada beberapa vendor merk terkenal laptop dan menjalankan usaha kredit di bidang laptop. Dan dengan bersusah payah sahabat ini akhirnya berhasil saat ini. Sementara sahabat pada cerita ke 3 (tiga) menceritakan pada saya bahwa selama beberapa hari berkantor di masjid Istiqlal, akhirnya dia teringat akan beberapa teman-temannya yang kemudian dihubunginya satu persatu dan Alhamdulillah saat ini sahabat tersebut dipercaya untuk menjadi pimpinan cabang di tempatnya bekerja. Dan cerita sahabat ke 4 (empat) ketika usahanya mengalami kebangkrutan karena ditipu bawahannya, hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil kembali kepercayaan customernya yang notabene adalah networkingnya. Sehingga sampai saat ini perusahaannya masih tetap berjalan dan saat ini telah mulai membuka kembali kantor cabang yang tadinya terpaksa ditutup sebelumnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa networking merupakan salah satu asset kita dalam menjalani hidup ini. Jangan pernah memandang rendah seseorang hanya karena status sosialnya karena kita tidak pernah tahu jika suatu saat orang tersebutlah yang akan bersedia menolong kita karena merupakan networking kita. Bagi saya sendiri, networking harus dibangun tidak hanya pada ruang lingkup kita saja tetapi pada semua strata sosial maupun ruang lingkup yang sama sekali berbeda dengan kita. Oleh karena itu marilah kita memulai memperkenalkan diri jika berada dalam suatu pertemuan atau perkumpulan, jangan pernah sungkan atau ragu untuk memulai menyapa, ikutilah berbagai perkumpulan mulai dari perkumpulan di kampung, pengajian, gereja, olahraga, dan sebagainya. Karena dengan memulai memberanikan diri menyapa atau memperkenalkan diri terlebih dahulu menjadikan kita pribadi yang akan di ingat oleh orang lain yang tentunya juga berdampak bagi networking kita.

Saat ini terdapat banyak kemudahan dalam ber networking ria, sebuta saja : mailing list, friendster, facebook, twitter, multiply, dan lain sebagainya. Maka manfaatkanlah jejaring sosial online tersebut sebaik-baiknya.

selamat ber-networking.

BERSYUKUR KETIKA MENGELUH

Dalam suatu acara makan malam di suatu tempat hangout di Surabaya, berkumpulah saya beserta teman-teman. Setelah menikmati makanan akhirnya kita ngobrol tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan, nggosipin temen yang lain, tentang mobil, motor, kota surabaya ini, dan sebagainya. Tetapi dari semua obrolan tersebut yang menggelitik saya adalah bahwa banyak diantara teman-teman ini yang mengeluh.
mulai dari mengeluh soal pertemanan :
" wah, si Badu sekarang mulai sombong ya, susah diajak untuk ikutan ngumpul-ngumpul lagi"
soal kendaraan :
" kenapa ya, mobil ku akhir-akhir ini suka ngadat padahal rutin aku servis "
soal kota surabaya :
" Gendheng yo, sekarang kok aku sering kena macet kalau lewat TP "
dan yang paling banyak keluhan adalah soal pekerjaan :
" Jangkrik, kerjaan dikantorku kayaknya gak ada habisnya "
" walah, sekarang aku gak bisa pulang on time lagi "
" Boss ku makin aneh deh, semua instruksinya udah aku kerjain tapi tetep aja salah dimatanya"
" Anak buahku nggapleii semua, masak aku sampai harus turun tangan untuk urusan itu "
dan sebagainya

Yang menarik dari keluhan tersebut adalah masing-masing seperti berlomba-lomba untuk memamerkan berbagai keluhan yang dimilikinya, masing-masing berlomba-lomba untuk mempunyai paling banyak keluhan. Kemudian timbul pertanyaan, kenapa manusia mengeluh? Manusia mengeluh (menurut saya) adalah karena berada pada situasi dimana manusia tersebut merasa kecewa bahwa apa yang di inginkannya tidak sesuai dengan kehendaknya. Padahal kalo ditelaah, hal yang paling asyik bagi kita untuk menghindari agar tidak mengeluh adalah senantiasa bersyukur terhadap apa yang sudah kita dapat dan nikmati saat ini dan berfikir positif. Dengan bersyukur kita akan (Insya Allah) mendapat jalan keluarnya.
Misal :
* si Badu yang tidak pernah ngumpul-ngumpul lagi, dengan bersyukur & berpikir positif kita mungkin akhirnya bisa tahu bahwa ternyata si Badu jarang ngumpul karena kesibukan dikantor dimana si Badu akan mendapat promosi jabatan, jadi wajar saja dia jarang ikutan ngumpul.Dan kita masih bisa bersyukur masih bisa punya waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
* mobil yang suka ngadat, dengan bersyukur kita akan mendapatkan hikmahnya bahwa sebenarnya masih banyak orang yang tidak punya mobil jadi harus berpanas ria naik angkot, sementara mobil yang suka ngadat khan bisa dicoba untuk dipikirkan untuk diganti (jika ada dananya) atau mencoba mencari alternatif bengkel lain.
* jalanan yang macet, dengan bersyukur setidaknya kita bisa tahu bahwa aktifitas roda ekonomi masih berputar yang mengakibatkan di jalan tersebut menjadi macet, sementara jika di Surabaya kita bisa melaporkan ke suatu radio yang selalu live update tentang kondisi kota Surabaya dan jika terjadi kemacetan parah maka pihak radio tersebut akan menghubungi Polisi yang bertugas di tempat tersebut untuk mengurai kemacetan tersebut.
* tentang keluhan-keluhan pekerjaan di kantor, semestinya kita sangat-sangat bersyukur bahwa diluar sana banyak yang terkena PHK ataupun yang masih belum dapat pekerjaan sama sekali sejak lulus kuliah.

Jadi sobat, jika kita mendapati diri berada diantara teman-teman yang memamerkan keluhannya, paling tidak kita ingat :
- senantiasa bersyukur atas apa yang kita dapat saat ini.
- selalu berpikir positif karena dari setiap kejadian ada hikmahnya.
dan satu lagi : jangan ikut-ikutan mengeluh.

salam.
juanda 14juli 2009

IA INGIN MATANG SEBAGAI MANUSIA DENGAN BERGURU PADA KETAULADANAN & KEHIDUPAN

jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri

jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri

jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan belajar keadilan

jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

teks asli oleh Dorothy Law Nolte

Minggu, 05 Juli 2009

KEMASAN

Suatu ketika seorang sahabat yang baru pulang dari negara amerika membawakan saya oleh-oleh berupa cookies, kue kering berwarna dan berasa coklat yang identik dengan peradaban amerika. Dan suatu hari saya meminta oleh-oleh dari seorang sahabat yang pulang dari berlibur dari Yogyakarta berupa panganan khas geplak, makanan kecil yang terbuat dari kelapa dikeringkan kemudian diberi gula dan diberi warna-warni hijau, kuning, coklat, kuning, dan putih. Persamaan dari kedua jenis makanan tersebut adalah sama-sama makanan kecil untuk kudapan. Yang membedakan selain bahan dasarnya berbeda adalah kemasannya. Cookies dari amerika tersebut dikemas dalam kotak nan cantik dan diberi pita berwarna biru dan merah (warna khas amerika), ketika menerima kotak cookies tersebut rasanya sayang untuk membukanya karena kotaknya nan bagus, ketika dibukapun timbul rasa yang sama untuk memakannya walaupun menurut saya rasanya hanya sebagaimana layaknya cookies. Walhasil cookies yang berisi 24 buah tersebut akhirnya habis dalam 24 hari karena hanya sehari sekali dimakan sebagai teman minum teh ketika sore. Sedangkan geplak dari Yogyakarta hanya dibungkus dalam kantong plastik biasa, tetapi meskipun begitu bagi saya rasa geplak sangatlah mengena karena merupakan makanan tradisional asli Indonesia dan juga geplak dalam satu plastik tersebut akhirnya ludes hanya dalam waktu 2 hari.

Kedua hal tersebut jika diibaratkan kepemimpinan adalah dua hal yang sangat berbeda, Pemimpin tipe geplak walaupun memihak dan mengerti lidah rakyatnya yang notabene tahu akan kemauan rakyat, akhirnya hanya akan berlalu begitu saja. Sedangkan pemimpin tipe cookies adalah tipe pemimpin yang hanya fokus pada penampilannya saja dimana pencitraan dirinya (atau kelompoknya) adalah selalu nomor satu. Tidak peduli bagaimana cara kepemimpinannya maupun hasil akhirnya apakah berguna bagi rakyat atau tidak, yang penting tampilannya selalu nomor wahid. Maka diam-diam dibuatlah garda-garda pendukungnya, dibuatlah lembaga-lembaga survey yang akan (dan hanya) menilai kebaikan serta dukungan yang diperolehnya, diadakanlah kegiatan-kegiatan sosial yang akan meningkatkan pencitraan mereka dimata rakyat. Yayasan-yayasan donasi serta kegiatan filantropis kerap didengungkan, slogan cinta tanah air dan nasionalisme selalu didendangkan dihadapan rakyat padahal hal-hal tersebut hanya merupakan kemasan mereka saja untuk (barangkali) menutupi kecurangan-kecurangan publik yang dilakukannya serta manipulasi kepemimpinanya. Segala bentuk manifesto pro rakyat jika ditelaah lebih lanjut ternyata lebih pro pada rakyat negara lain akibat dari kebijakan membuka kran penanaman modal asing yang hampir tidak dibatasi sama sekali. Pemimpin seperti ini pada akhirnya melupakan substansinya sebagai seorang pemimpin yang seharusnya memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dalam jangka panjang, bukan hanya saat ini tetapi sampai anak cucu keturunannya. Dan bukan hanya memikirkan kepentingan dirinya ataupun kelompoknya saja tetapi kepentingan bersama negara ini.

Seandainya geplak yang manis tersebut dikemas dalam kotak cookies, rasanya akan menjadi perpaduan yang pas. Indah kemasannya serta rasanya mengena di lidah rakyat.

- Selamat memilih presiden baru bagi rakyat indonesia – kutisari 05 july 2009 -

Sabtu, 04 Juli 2009

GADIS KECIL BERNAMA MILA

Baru kusadari jika gadis kecil penjaja koran di perempatan jalan jermursari tersebut tidak pernah aku temui lagi sejak sekitar sebulan ini. Yang tampak justeru teman-temannya sesama penjaja koran yang lebih besar dari padanya. Aku ingat sekitar 1 tahun lalu ketika aku pulang kantor dan melewati perempatan itu sekitar jam 20.00 malam dan harus berhenti karena lampu sedang merah, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara anak kecil di sampingku yang menawarkan korannya; “koran om, koran.” Dengan spontan aku menolaknya karena ketika itu aku pikir koran yang dijajakannya adalah koran pagi hari dimana aku sendiri telah membacanya di kantor. Berhari-hari kemudian setiap kali aku melewati perempatan itu aku selalu memperhatikan gadis kecil itu dengan gesitnya menawarkan korannya kepada setiap mobil yang berhenti karena lampu merah, dan itu makin menarik perhatianku karena gadis kecil itu harus bersaing dengan sesama penjual koran yang lebih besar dari dirinya. Akhirnya aku mulai membeli korannya dan selalu aku beri uang limaribu rupiah dengan mengatakan; “ambil aja kembaliannya, nak”. Dan begitulah setiap kali aku melewati perempatan itu aku akan berharap mendapat lampu merah dan begitu pula gadis kecil itu akan langsung berlari menyongsong mobilku begitu melihatnya. Akhirnya diantara kami timbullah semacam kerinduan, aku merindukan sosok putri kecilku yang tinggal bersama ibunya di kota yang lain sedangkan gadis kecil itu, aku yakin merindukan korannya dibeli. Ya, gadis kecil itu kira-kira seusia putri kecilku nun dirumah sana.

Pernah aku sengaja parkir di ruko seputar perempatan itu dan membeli seloyang martabak manis yang dijual disana, dan kemudian kupanggil gadis kecil itu bersama temannya untuk menikmatinya bersama. Dari situ aku baru tahu namanya adalah Mila. Ketika itu Mila baru berumur 6 tahun dan sudah harus berjualan koran sampai malam hari. Ketika aku tanyakan; “Mila rumahnya dimana?” jawabnya ,i>“di wiyung om.” Kemudian aku bertanya lagi; “terus kamu naik apa dari wiyung kesini?” dan dijawab oleh temannya yang bernama Sumi yang kutaksir sudah berusia sekitar 9 tahun; “ Mila dianter bapaknya om kalo kesini, bapaknya khan tukang becak, nah nanti jam sembilan malam bapaknya lewat sini dan sekalian jemput Mila.” Aku cuma bisa berkata ; “Oo, begitu ya.” Dari situ aku sudah dapat membayangkan kehidupan macam apa yang dijalani oleh gadis kecil bernama Mila tersebut. Ketika anak-anak seusianya sedang menonton televisi, bersenda gurau dengan keluarganya maka pada saat yang sama gadis kecil bernama Mila itu harus berjualan koran sampai nanti bapaknya melewati jalan tersebut dan menjemputnya dengan becak yang dimilikinya.

Hari demi hari akhirnya aku makin mengerti kisah gadis kecil itu, sejak pagi Mila harus membantu ibunya mempersiapkan ubo rampe nasi pecel dirumah mereka untuk kemudian bersama ibunya naik becak yang dikemudikan oleh bapaknya menuju pasar wonokromo untuk berjualan. Sekitar jam 13.00 maka bersama bapaknya, Mila akan mengambil dagangan koran di loper stasiun wonokromo untuk kemudian dijual di perempatan tersebut. Perlu diingat bahwa harga koran yang mereka ambil siang hari hanya setengah harga dari pagi hari. Dan sekitar jam 14.00 mereka sekeluarga akan kembali pulang kerumah dan pada jam 17.00 sang bapak akan kembali menarik becaknya dengan tidak lupa menurunkan menurunkan Mila diperempatan tersebut untuk kemudian dijemput lagi jam 21.00, demikian rutinitas mereka setiap harinya.

Dan aku, pada akhirnya akan berusaha melewati perempatan tersebut setiap kali pulang dari kantor hanya untuk melihat senyum bahagianya ketika menyongsong mobilku serta mengulurkan korannya untuk kubayar tanpa kuminta kembaliannya. Dan aku, pada akhirnya akan berusaha melewati perempatan tersebut setiap kali pulang dari kantor hanya untuk melihat kegigihan gadis kecil bernama Mila itu menjalani hidupnya. Senang rasanya hatiku ketika mendengar suara kecilnya berkata; “terima kasih ya, om” atau suatu ketika dagangan korannya telah habis, dan gadis kecil bernama Mila itu akan berkata; “maaf ya om, korannya sudah laku” atau bahkan pernah;,i> “koranku belum ada yang laku dari tadi om.”,/i> Dan aku akhirnya akan memborong semua korannya yang tidak laku tersebut. Beberapa temanku yang mengetahui kebiasaanku terhadap gadis kecil bernama Mila itu sering mengingatkanku untuk tidak terlalu menaruh perhatian dengan selalu memborong korannya setiap kali melewati perempatan tersebut, tetapi aku selalu berkesimpulan bahwa “aku kagum pada sosoknya yang selalu gembira meskipun kehidupan yang berat terlalu dini menghampirinya.”

Karena kesibukannku dengan pekerjaan, sampai pada akhirnya baru kusadari jika gadis kecil penjaja koran di perempatan jalan jermursari tersebut tidak pernah aku temui lagi sejak sekitar sebulan ini. Dan di malam itu aku kembali sengaja berhenti di parkiran ruko disekitar perempatan itu untuk meyakinkan diriku bahwa aku tidak melewatkan gadis kecil bernama Mila yang menjajakan koran. Ketika aku yakin tidak menemukan gadis kecil bernama Mila itu akhirnya aku menghampiri salah seorang anak yang juga berjualan koran disitu dan bertanya; “dik, si Mila kemana ya kok saya enggak pernah liat dia jualan koran lagi?” dan penjual koran itu menjawab; “ Mila udah enggak disini om, Mila udah mati hampir sebulan lalu karena kesamber motor waktu jualan korannya, yang nabrak lari om, gak ketangkep.” Dan aku terhenyak mendengar jawaban lugas tersebut. Jawaban yang terkesan biasa saja bagi kehidupan anak-anak jalanan.

Dan di malam itu, didalam kamar kontrakanku, aku berdoa diatas sajadahku ; “ selamat jalan gadis kecil bernama Mila, Gusti Allah lebih menyayangimu dengan pilihaNYA yang diberikan padamu, selamat jalan nak.” Dan pelan-pelan air mataku menetes di kedua pipiku.

Kutisari.30.06.2009

SERAKAH

Salah satu sifat dasar yang ada pada manusia adalah SERAKAH. Sifat dasar ini jika dikelola dengan baik tentunya akan berbuah suatu hal yang positif. Tetapi sayangnya kita (termasuk saya) kadangkala lupa ketika kita sudah dibelenggu oleh sifat serakah ini. Serakah menimbulkan korupsi yang terjadi dimana-mana, serakah menjadikan pungli sebagai sesuatu yang wajar, bahkan serakah membuat seorang penjudi yang telah menang dalam 10 (sepuluh) kali putaran kemudian habis-bis pada putaran ke 11 (sebelas).

Banyak alasan untuk menjadikan seseorang serakah, tetapi paling tidak ada 3 (tiga) penyebab utamanya.

Pertama : KETAKUTAN. Kita senantiasa dihinggapi rasa takut, takut tidak bisa makan, takut miskin, takut tidak punya uang, takut dianggap tidak mampu. Pada dasarnya ketakutan adalah hal yang wajar, yang berbahaya adalah ketika suatu ketakutan akan kebendaan dan uang dianggap sebagai suatu gaya hidup yang akhirnya menajdi sindrome akut di masyarakat kita. Hal inilah yang membuat kita selalu menginginkan sesuatu yang lebih banyak, yang mengakibatkan kita berbuat diluar batas kewajaran kita. Ketakutan inilah yang mengakar pada masyarakat kita sampai saat ini.

Kedua : PERMAKLUMAN, bahwa kita adalah makhluk manusia/fisik. Secara fisik kadang kita memaklumi jika kedapatan seorang PNS ngobyek (melakukan pekerjaan lain) ketika jam kantor. Kita maklum jika pengurusan suatu dokument di suatu instansi memerlukan uang ekstra. Kita kerap kali lupa bahwa sebagai makhluk manusia kita juga akan mengalami kematian dimana segala sesuatu yang telah kita kumpulkan (uang/harta) tidak akan kita bawa ke alam kubur kita kecuali amal soleh/derma yang kita bagikan ketika hidup. Sementara mempermudah urusan seseorang yang berkaitan dengan diri kita adalah suatu amal soleh/derma tersendiri.

Ketiga : TIDAK PERCAYA AKAN TUHAN. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk berTuhan, sejak kecil kita sudah dikenalkan pada agama kita masing-masing. Tetapi keyakinan kita terhadap Tuhan hanya sebatas tanda pengenal kita, ritual kita, kita ternyata tidak sungguh-sungguh yakin bahwa Tuhan dapat menjamin masa depan kita jika kita mau berusaha keras dalam hidup ini. Kita selalu menginginkan perubahan yang drastis dalam hidup ini dan ini menimbulkan keserakahan dalam diri kita. Yang mengakibatkan kita lebih percaya menghalalkan segala sesuatu untuk menghasilkan uang dengan cepat ketimbang percaya pada Tuhan.

Kutisari. 29.06.2009

ANGSA HITAM

Dahulu kala siapa yang menyangka ada angsa (berbulu) hitam. Ratusan tahun semua orang dibelahan barat hanya tahu seekor angsa (hampir pasti) berbulu putih. Angsa putih jadi ikon ketenangan, simbol cinta, anggun dan tenang di tengah danau.
Tetapi ketika kemudian benua Australia ditemukan, dan di benua tersebut ditemukan pula angsa berbulu hitam maka rusak lah image tentang seekor angsa yang seharusnya berbulu putih. Memang sangat jarang angsa hitam tetapi ternyata ada, dan ini menjadikan kita seperti dungu dan picik karena hanya mempercayai angsa putih saja.

Siapa yang menyangka ada orang kejam seperti Hitler yang dulunya hanyalah orang biasa saja, siapa yang menyangka seorang salesman alat pembuat milkshake akhirnya menjadi raja burger dunia (Raymond Kroc McDonalds), siapa mengira seorang anak yunani bengal yang bermusuhan sejak kecil dengan ayahnya justru menjadi penyelamat ayahnya dan akhirnya menjadi raja kapal dunia (Aristotrelles Onasis) dan hal hal yang tidak disangka tersebut adalah Angsa Hitam. Dalam setiap kejadian didunia, baik itu cerita kesuksesan seseorang, krisis finansial dunia, peristiwa 911, dan sebagainya akan terdapat 3 (tiga) hal yang saling berkaitan, yaitu : hal yang tidak terduga sebelumnya, hal yang berakibat sangat besar dalam perubahan hidup kita,dan hal setelah kejadian tersebut berlaku dimana kita akan mudah menjelaskannya

Beberapa penemuan didunia juga menjadi Angsa Hitam, ketika para penjelajah spanyol mencari rute menuju India ternyata mereka malah menemukan benua Amerika, ketika para ahli Pfizer mencari obat untuk jantung ternyata mereka malah menemukan Viagra. Mudah bagi kita jika melihat suatu kejadian setelah kejadian tersebut berlaku tetapi tidak mudah (bukan tidak mungkin) untuk memprediksi sebuah kejadian akan terjadi.

Angsa hitam bagaikan kejadian langka yang bersifat positif yang kita harapkan tetapi kita juga harus waspada terhadap kejadian yang bersifat positif seandainya terjadi terhadap diri kita. Jangan terlalu berpatokan pada segala sesuatu yang telah kita rencanakan baik-baik, cobalah untuk serta memantau keadaan disekitar kita yang berhubungan dengan rencana kita tersebut, sehingga kita akan siap apapun hasil akhirnya. Ingat, masa depan sangatlah tidak pasti dan perencanaan setepat apapun dapat pula berbuah kesalahan. Hanya dengan sikap kita yang selalu waspada akan membuat kita siap memanfaatkan Angsa Hitam.

kutisari.26.06.2009
thanks to buku the black swan-Nassim Nicholas Thaleb

BERKAH

Lelaki itu bernama Henry, seorang pengusaha bengkel mobil dan asesoriesnya beserta pencucian mobil. Seperti kebanyakan pengusaha yang merasa telah kenyang makan asam-garam maka selalu merasa diatas angin, selalu merasa paling benar, selalu merasa paling tahu seluk-beluk bisnisnya. Ditambah perangainya yang gampang naik pitam terhadap anak buahnya, jika omset menurun karena hal-hal diluar jangkauan manusia, seperti ketika musim hujan yang berakibat pencucian mobilnya sepi maka tak jarang caci-maki dan kata-kata bodoh keluar dari mulutnya, seolah-olah jika Henry sendiri yang turun tangan maka tidak akan terjadi kemerosotan omset. Tetapi jika bisnisnya sedang naik daun karena musim liburan dimana banyak orang ke bengkelnya untuk memeriksakan mobilnya yang berarti omsetnya naik, maka dia kan menganggapnya suatu hal yang lumrah saja, tidak perlu tambahan bonus atau uang makan bagi karyawannya yang telah lelah mengurusi sekian banyak kastemer yang datang.

Wanita itu bernama Sopie, manajer bengkel yang bekerja pada Henry. Tugas Sopie adalah bagaimana agar omset bengkel tersebut dapat tetap terjaga baik dan bahkan semakin naik. Walhasil Sopie harus ikut pontang-panting turun tangan melayani pelanggan bengkel tersebut yang seharusnya sudah bukan tugasnya lagi. Karena para karyawannya sudah kehilangan semangat bekerja akibat tabiat dan perangai Henry yang temperamental dan tidak pernah peduli nasib karyawannya. Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, mengudurkan diri sebagai karyawan di bengkel milik Henry bukanlah suatu pilihan bagi para karyawannya mengingat susahnya lapangan pekerjaan diluar sana.

Jika ada pelanggan yang komplain kepada Henry terhadap hasil kerja bengkel terhadap mobilnya, maka dengan keras Henry akan memanggil montirnya dan memarahinya didepan pelanggan yang komplain tersebut dan menyuruhnya untuk memperbaikinya tetapi pelanggan akan disuruh menunggu terlebih dahulu. Jika ada pelanggan korporasi yang memang diberi tenggang waktu pembayaran karena strategy bisnisnya dan membayarnya telat satu atau dua hari, maka Henry akan kembali naik pitam kepada Sopie sang manager bengkel. Jika ada supplier bengkelnya mengirimkan tagihannya kepada Henry dan hatinya sedang senang maka akan langsung dibayar, tetapi jika hatinya sedang sumpek maka there’s still tommorrow to pay.

Suatu ketika dalam sebuah acara penyegaran rohani, Henry tiba-tiba tersadar dan mendapat pencerahan sehingga mata hatinya terbuka lebar. Ternyata sebuah bisnis bukan melulu soal uang, sebuah bisnis adalah soal orang juga. “Business is about people not only products and services”, maka dari itu jangan lupakan ujung tombak suatu bisnis, yaitu karyawan. Jika ingin sukses maka sentuhlah karyawan karena motor penggerak sebuah perusahaan adalah para karyawannya. Maka pencerahan itu menginspirasikan diri Henry. Dia kemudian menganggap bahwa semua itu titipan TUHAN. Bisnis bengkelnya adalah milik TUHAN dan dirinya hanyalah tak lain dari pengelola yang diberi kepercayaan oleh TUHAN untuk menjalankannya. Dan diajaklah seluruh karyawannya untuk melakukan meeting bersama, suatu hal yang tidak pernah dilakukannya kecuali terhadap Sopie. Dalam meeting tersebut Henry membuat para karyawannya terpesona dengan kata-katanya : “kita ini semua ternyata adalah para pengelola bengkel ini, pemilik bengkel ini adalah TUHAN, oleh karena itu marilah kita saling bahu-membahu dalam menjalankan bengkel ini”. Kemudian diambillah langkah-langkah perubahan oleh Henry, bahwa tugas karyawan adalah melayani pelanggan bengkelnya dan tugasnya sebagai pemimpin bengkel adalah melayani karyawannya, sehingga terciptalah suatu sinergy yang harmonis. Kata-kata cacian sudah tidak pernah keluar lagi dari mulutnya, bahkan Henry mulai memberlakukan sistem bonus atau tambahan uang makan ketika karyawannya harus pulang larut, tak lupa pula tiap karyawannya disapanya tiap hari, di uwongke (diorangkan) kalau menurut istilah jawa. Akibatnya kinerja karyawannya meningkat karena mereka melihat perubahan dalam diri pemilik bengkelnya. Kepada pelanggannyapun Henry sekarang memperlakukan mereka bukan hanya sebagai raja tetapi sebagi layaknya kaisar. Jika terjadi komplain maka Henry akan meminta maaf terlebih dahulu kepada pemilik mobil tersebut kemudian meminta montirnya untuk mengganti atau memperbaikinya segera tanpa harus menunggu lagi dan tanpa extra tambahan biaya, bahkan masih diberikan garansi jika terjadi keluhan dikemudian hari. Maka mudah ditebak, makin sukses lah usaha bengkel milik Henry, dan saat ini dia berencana untuk membuka cabang bengkelnya di 3 (tiga) kota besar sekaligus.

Dan ketika ditanya apa rahasia suksesnya yang didapat dari pencerahan kala itu, jawabnya “hidup kita bukanlah hanya mencari berkah semata bagi diri kita sendiri, tetapi menjadi berkah bagi semua orang, bahwa titipan TUHAN itu (bengkel) bukan hanya untuk dirinya saja tetapi juga untuk sesamanya (karyawan, pemasok, pelanggan, serta lingkungannya).”

Kutisari.23.06.2009-buat temanku Henry

dimulai dari diri kita

mengapa korupsi masih merajalela di negeri Indonesia ini?
mengapa kondisi carut-marut di kalangan anggota dewan negeri Indonesia ini masih terus berlangsung?
mengapa kriminalitas makin menjadi dimana-mana?
mengapa setiap orang mempunyai alasan pembenar untuk suatu perbuatan tidak terpuji yang telah dilakukannya ?
mengapa selalu pihak yang mencoba untuk mencari keadilan selalu dikalahkan?
dan masih banyak pertanyaan mengapa lagi di negeri seribu satu masalah ini, kawan cobalah untuk dari diri kita masing-masing mencoba untuk memulai instropeksi - mau melakukan perubahan (paling tidak untuk diri sendiri atau lingkungan terdekat lebih dahulu).

apalah artinya ibadah kita jika kita masih mementingkan diri kita ataupun kelompok kita. Dalam buku karya Dalai Lama : ' The Art of Hapiness ' dijabarkan bahwa kita tidak perlu membalas kejahatan dengan kejahatan, meski kita mampu dan mempunyai kesempatan untuk membalasnya. Dengan tidak menjadi jahat maka kita termasuk orang yang bermartabat dan berarti mengurangi sebuah kejahatan yang akan ditimbulkan oleh perbuatan jahat kita tersebut. Nasehat Dalai Lama memang sangat bijaksana, tetapi dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari rasanya kok susah sekali ya.
apalagi jika dendam telah menjadi kesumat.
apalagi jika dendam telah sampai ubun-ubun.
apalagi jika dendam sudah membara menjadi kemarahan.

untuk mencoba meredam berbagai apalagi seperti diatas, rasanya kita perlu untuk menganggap bahwa HARI INI SEBAGAI HARI TERAKHIR KITA HIDUP SEBAGAI MANUSIA.
karena kita tidak akan pernah tahu sampai kapan umur kita, mungkin (memang) hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau bahkan belasan dan puluhan tahun lagi. Subhanallah, tidak ada yang tahu rahasia umur kita kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Tetapi paling tidak dengan beranggapan bahwa hari ini adalah hari terakhir kita, Insya Allah akan membuat kita memiliki semangat untuk selalu berbuat baik setiap hari - disetiap waktu. Yang pada akhirnya akan membuat kehidupan di negeri Indonesia ini menjadi semakin baik. Jangan melihat orang lain, coba kita mulai terapkan dan lakukan pada diri kita sendiri dulu.
semoga kita semua dapat melakukannya, ajaklah setiap orang untuk berbuat baik. Sistem getok-tular lebih efektif daripada melalui kampanye bombastis di berbagai media.

semoga ya kawan. Yuk kita coba benahi negeri ini dimulai dari diri kita.

juanda 22.06.2009

KARAKTER

anakku berteriak aku suka spiderman dan transformers
aku bilang ada gundala putra petir dan senopati pamungkas di negeri ini

anakku ingin makan kfc
aku bilang, cobalah nasi pecel madiun

anakku mengajak ke disneyland
aku bilang dunia fantasy juga enggak kalah


disadari atau tidak, kemasan produk adalah hal yang sangat penting dalam suatu bisnis. Apalagi yang berhubungan dengan dunia anak-anak bahkan dewasa karena dengan penciptaan image yang kuat akan menarik masyarakat untuk membeli, bahkan lintas benua pun dapat dijual.
kita tahu bahwa image dan karakter-karakter yang kuat akan suatu produk dipungkiri atau tidak memang selalu dimiliki oleh negara Amerika. Berapa banyak karakter superhero mereka yang diimport ke negara kita, berapa banyak produk-produk mereka yang dengan bangga di miliki oleh anak-anak maupun keluarga kita.
Sebut saja dari merk-merk ternama : nike, kfc, mc d, nba, harley davidson, starbucks, dsbnya semuanya ada disini - dinegara ini - INDONESIA. Semuanya berhasil dijual disini karena penciptaan karakter serta image mereka sangat kuat dalam strategy penjualannya.

Tetapi apakah kita tahu bahwa beberapa komponen dari produk-produk tersebut justeru berasal dari negeri ini - INDONESIA? salah satu pemasok nike ada di tangerang, pemasok jaket kulit harley davidson ada di karawang, yang mewarnai komik-komik marvels berada di jakarta/bandung/jogja, kopi untuk starbucks berasal dari sumatera.
Kita selalu merasa 'sudah cukup' jika produk setengah jadi kita atau bahan dasar kita dibeli oleh bangsa lain, sementara jika kita mau mengembangkan produk kita sendiri sampai end produk untuk dikonsumsi masyarakat luas (baca: dunia) Mestinya kita tidak kalah dengan produk-produk tersebut. Tapi pencerminan image / karakter akan produk tersebut sudah harus mulai dipikirkan.

Jangan sampai ada lagi omongan dari bangsa lain yang menyatakan bahwa Indonesia ini saking banyaknya suku bangsa menjadi bangsa yang tidak punya karakter kebangsaan sehingga menjadi sasaran empuk bagi produk-produk asing.

Ayo, kita buktikan bangsa INDONESIA ini bisa memproduksi merk-merk ternama yang menjelajah ke pusat perbelanjaan - mal - plaza diseluruh dunia dengan label MADE IN INDONESIA.

salam.

juanda 20.06.2009

Selasa, 05 Mei 2009

Belajar dari keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.


Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari ’sumur’ yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!!

Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku meneruskannya kepadamu dengan maksud yang sama.

GUNCANGKANLAH !!!!

disadur dari : http://yusup.net/2009/02/belajar-dari-keledai/

Resep Obat Penyembuh Dosa

Seorang badui datang pada seorang dokter.
Orang badui itu bertanya."Apakah dokter punya resep obat untuk menyembuhkan penyakit dosa?" Dokter menundukkan kepalanya sejenak sambil berpikir lalu menjawab,
"Dengarkan resep ini. Jika kamu kerjakan maka kamu dapat penyembuhan dari Allah".

Ambillah AKAR-AKAR KEMELARATANmu dan JIWA KESABARAN...
Lalu campurkan dengan BUBUK PIKIRAN, dan dicampur (kadarnya sama) dengan RENDAH HATI dan KEKHUSYYUKAN, kemudian ditumbuk semua dalam lumpang TAUBAT dan dibasahi dengan AIR MATA, lalu ditempatkan dalam tempat RENDAH DIRI kepada Allah dan dimasak dengan api TAWAKKAL kepadanya.

Setelah itu aduk dengan sendok ISTIGHFAR sehingga tampak TAUFIQ dan KEHORMATAN DIRI.
Kemudian , pindahkan kemangkok CINTA dan dinginkan dengan udara KASIH SAYANG.
Sesudah disaring dengan saringan KESUSAHAN dan ditambah dengan hakikat IMAN serta campurkan dengan TAKUT kepada Allah.
Terus minum obat itu SELAMA HIDUPMU dan HATIMU akan SEMBUH dari segala keluhan dan akan hilang rasa sakit dan dosa.

(Oleh ELVI ZUHAILINA @ Discussion Board)

BELAJAR (Oleh Kamila Vyndarti)

Sesuatu yang Baik, BELUM TENTU Benar.
Sesuatu yang Benar, BELUM TENTU Baik.
Sesuatu yang Bagus, BELUM TENTU Berharga.
Sesuatu yang Berharga/Berguna, BELUM TENTU Bagus.

PIKIRAN dan MULUT Merupakan Suatu Kombinasi.
Semakin Banyak kita Berbicara Tentang DIRI SENDIRI,
Semakin Banyak pula Kemungkinan Kita untuk BERBOHONG.
Jika kita Tidak Bisa menjadi Orang Pandai, JADILAH ORANG YANG BAIK.

LIDAH kita yang Menentukan SIAPA KITA.
Jika Kejahatan di balas Kejahatan, maka itu adalah DENDAM.
Jika Kebaikan dibalas Kebaikan itu adalah PERKARA BIASA.
Jika Kebaikan dibalas Kejahatan, itu adalah ZALIM.
Tapi jika Kejahatan dibalas Kebaikan, itu adalah MULIA dan TERPUJI.

Sesungguhnya sebagian Perkataan Itu Ada yang Lebih Keras dari Batu,
Lebih TAJAM dari Tusukan JARUM,
Lebih PAHIT daripada JADAM dan Lebih PANAS daripada BARA.
Sesungguhnya HATI adalah LADANG,
maka Tanamlah Ia dengan Perkataan yang Baik, karena
jika Tidak Tumbuh Semuanya (Perkataan yang Tidak Baik)
niscaya TUMBUH sebagiannya.

Nasihat yang Baik Tidak Pernah Datang Terlambat.

IRI HATI yang Ditunjukan kepada Seseorang akan MELUKAI DIRI SENDIRI.
Kita Cuma Bisa HIDUP SEKALI SAJA DI DUNIA,
tetapi jika kita Hidup dengan Benar, Sekali Saja Sudah CUKUP.

Jika kita Tidak Memulai Hari Ini dengan Senyuman,
Belum Terlambat untuk Mencobanya Pada Hari Esok.

Seorang TEMAN SEJATI Akan Membuat kita Hangat dengan KEHADIRANNYA,
MEMPERCAYAI akan Rahasianya dan MENGINGAT kita dalam DOA-doanya.
Doa Memberikan KEKUATAN pada Orang yang LEMAH,
MEMBUAT Orang Tidak Percaya Menjadi Percaya dan
MEMBERIKAN Keberanian pada Orang yang KETAKUTAN.
Jika kita berbuat Baik, Kebaikan pula yang Akan Kita Terima Kelak.

PERSAHABATAN SEJATI Layaknya KESEHATAN,
Nilainya Baru kita SADARI Setelah kita KEHILANGANNYA.
Seorang Sahabat adalah yang Dapat MENDENGARKAN "Lagu" di dalam HATI kita
dan Akan MENYANYIKAN Kembali tatkala kita Lupa akan Bait-baitnya.
Bertemanlah dengan Orang yang Suka akan KEBENARAN.
Dialah HIASAN Dikala Kita Senang dan Perisai diwaktu kita Susah.

Namun kita Tidak Akan Pernah Memiliki seorang Teman,
jika kita Mengharapkan Seseorang tanpa Kesalahan.
Karena Semua Manusia itu Baik,
kalau kita Bisa MELIHAT KEBAIKANNYA dan MENYENANGKAN kalau
kita bisa Melihat KEUNIKANNYA,
tapi Semua Manusia itu Akan BURUK dan MEMBOSANKAN kalau
kita TIDAK BISA MELIHAT KEDUANYA.

Kenangan Indah Masa Lalu HANYA untuk DiKENANG, Bukan untuk diINGAT-ingat.
Rasa TAKUT Bukanlah Untuk diNIKMATI, tetapi Untuk diHADAPI.
Orang Bijaksana Selalu MELENGKAPI KEHIDUPANNYA Dengan Banyak PERSAHABATAN.

Hiduplah Sesuka Hati kita, Sesungguhnya kita Pasti Mati.

Cintai siapa saja yang kita senangi,
sesungguhnya kita pasti akan berpisah dengannya.

Lakukan apa saja yang kita kehendaki,
sesungguhnya kita akan memperoleh balasannya.

KEMARAHAN Hanyalah Satu Kata yang Dekat dengan BAHAYA.

Pikiran yang Besar Membicarakan Ide-ide ;
Pikiran yang Rata-rata Membicarakan Kejadian-kejadian ;
Dan Pikiran yang Kerdil Membicarakan Orang-orang.

Tak Seorang pun Sempurna tetapi Manusia adalah Mahluk yang Paling Sempurna.
Mereka yang Mau BELAJAR dari KESALAHAN adalah BIJAK.
Menyedihkan Melihat Orang Berkeras bahwa
mereka benar meskipun Terbukti Salah.

Bila kita Mengisi Hati kita dengan PENYESALAN untuk MASA LALU dan
Kekhawatiran untuk Masa Depan, kita Tak Memiliki hari ini untuk kita Syukuri.

Sekali Tidak Berhasil Bukan Berarti Gagal Selamanya.
KEBAHAGIAAN TAKKAN PERNAH BISA DIBELI DENGAN UANG.

BELAJARLAH DARI KESALAHAN ORANG LAIN.
kita Tidak Dapat Hidup Cukup Lama untuk
Mendapatkan Semua Itu dari Dirimu Sendiri.

"Smart People Learn From Their Own Mistakes.
Smarter People Learn From The Mistakes of Others.
A Champion is Someone Who AALWAYS TRY to Get Up Even When He/She Can't."

UBAHLAH APA YANG MASIH BISA DIUBAH.
TERIMALAH APA YANG MEMANG SUDAH TIDAK BISA DIUBAH.
HINDARKAN DIRI DARI HAL-HAL YANG
BERPOTENSI MENDATANGKAN PERUBAHAN BURUK.

Senin, 04 Mei 2009

penerimaan tanpa syarat

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling"..
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus... Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering...! Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, dan... tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil...! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.....
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya....
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam... tapi juga memancarkan kasih sayang...!
Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu... Ia menyapa "Good day..!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin.. setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka...,dan kami bertiga tiba-2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan... Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir... Nona !"
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba-2 saja saya diserang oleh rasa iba... membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-2 lainnya, yang hampir semuanya...sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya..., dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya...

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum... dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. .. saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap.. "makanan ini telah
saya pesan untuk kalian berdua...."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2... dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya...."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata... "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian...."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu....

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka... dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata... "Sekarang saya tahu, kenapa
Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku..., yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku...! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat...... dan saat itu kami benar-2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' .. untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya... mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami... Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap.. "tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini..., jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan
tadi kepada kami..."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami...! Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya..., maupun bagi orang-2 yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali...!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca.... para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi... Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya... membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya... "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu..."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus... dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu : "PENERIMAAN TANPA SYARAT".

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara....
MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI..., bukannya... MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA,... DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA...!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama... yang sedang membutuhkan uluran tangannya... !

Orang bijak mengatakan :
Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu. .., tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu... Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu...! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak; Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak...! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya..!
Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka,... hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya. Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni.... Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

sumber : UNKNOWN

Balada Kisah Uang 1.000 Dan 100.000

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.

Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampyyyuunnnn. ......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan..... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada dapa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : "Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!" "Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu atau teman-teman kamu disana....." __._

PEREMPUAN LAIN

Perempuan Lain

Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin berbagi pengalaman. Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.

"Kamu akan mencintainya," kata istri.
"Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?"
"Itu acara kamu berdua dia," jawab istri.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19thn belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami. Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.

Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon ditengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.

"Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar
berdua saja," jawab saya.
"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia
masih curiga.

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulangtahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup.

Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.

"Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil.

"Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun. Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih.

"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.
"Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya.

Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film. Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar."

Saya setuju.

"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah.
"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung. Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya. Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar
kertas diselipkan di situ, bertuliskan:

"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga. Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untuk mengatakan 'nanti'

Sumber : Unknown.

Minggu, 03 Mei 2009

4 rahasia penghasilan 1 milyar per bulan

Di Fwd dari salah satu discussion board facebook;
Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak
buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung,penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main
dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau.
Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung. Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.
Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bias dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"
Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.
"Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.
RAHASIA PERTAMA
"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan
pangeran katon (Tuhan yang kelihatan).
Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.
Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.
RAHASIA KEDUA
"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. " Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.
Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar
uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti
ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.
Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.
Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA
"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya
supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."
"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya :
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga", saya menimpali. (QS Ath Thalaq 2-3).
"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau. "Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.
"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."
"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.
"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."
"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.
"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau.
"Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah
yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

RAHASIA KEEMPAT
Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.
"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. "Jangan mempermainkan wanita".
Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.
"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."
"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.
"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang
dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda.
Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "
Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.
"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.
Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru-Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang dating di serambi hotel di Bandung tersebut.

KEDAHSYATAN SEDEKAH

KEDAHSYATAN SEDEKAH
Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.
Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.
Allah menjawab, 'Ada, yaitu besi'.
Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?'.
Allah menjawab, 'Ada, yaitu api'.
Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?'.
Allah menjawab, 'Ada, yaitu air'.
'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?' tanya para malaikat.
Allah pun menjawab, 'Ada, yaitu angin'.
Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'.
Allah yang Mahakaya menjawab, 'Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarka sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya'

Subhanallah....