Selasa, 22 April 2008

DUA MUSUH KESUKSESAN : RASA MALAS & MENUNDA

Dua Musuh Kesuksesan : Rasa Malas Dan Menunda
Oleh : Sucipto Ajisaka

Kita semua pasti pernah mengalami rasa malas sehingga tidak melakukanapa yang seharusnya dilakukan. Ini merupakan kondisi emosi umum yangmenghambat seseorang untuk bertindak. Ketika Anda malas, Andasebenarnya tahu bahwa Anda harus mengerjakannya, tetapi Anda tidakmengerjakannya juga.Sebagai contoh, Anda tahu bahwa berolahraga secara teratur itu pentinguntuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh Anda. Anda juga bisamelakukannya tanpa kesulitan, apakah dengan lari pagi (jogging),berenang, bermain bulu tangkis, bermain bola tenis, ikut fitness dansebagainya. Tapi Anda toh tidak melakukannya juga. Mengapa ? Alasanyang paling umum adalah karena Anda malas melakukannnya.Mengapa bisa malas ? Alasannya bermacam-macam. Bisa jadi Anda malaskarena kurangnya motivasi, tidak merasa perlu, tidak merasa harus ataumerasa kurang bermanfaat. Bisa juga karena Anda sudah bosan, jemu,lagi stress, sedang marah atau sedang tidak mood. Atau barangkali jugadisebabkan oleh fisik kita yang sedang lelah, lemah, loyo atau kurangstamina. Semuanya bisa membuat kita malas.Rasa malas memiliki 'saudara' yang disebut 'menunda'. Tidak jelassiapa yang 'lebih tua', yang pasti keduanya sangat berkaitan. Bisajadi Anda menunda suatu pekerjaan karena malas. Tetapi bisa juga Andamerasa malas karena telah menunda (merasa terlambat atau kehilanganmomentum).Orang yang suka menunda biasanya selalu punya jawaban atau alasanpenundaannya misalnya : "Saya akan melakukannya besok", "Nanti saja","Lain kali saja ya", "Saya sibuk sekali hari ini" atau "Nanti kalausaya punya cukup waktu" dan sebagainya. Padahal yang seharusnya adalah"Lakukan saja sekarang", "Just Do It" atau Act TNT (today not tomorrow).Frank J. Bruno dalam bukunya "Stop Procrastinating" membagi penundaanmenjadi lima macam.Yang pertama adalah penundaan fungsional, yaitu menunda karenasebab-sebab yang bisa dipertanggungjawabk an. Contohnya adalah Andamenunda karena adanya skala prioritas sehingga Anda perlu mendahulukanpekerjaan yang lebih penting dan mendesak. Mungkin juga Anda menundakarena benar-benar sedang sakit atau kelelahan, belum memilikiinformasi yang cukup dan sebagainya. Penundaan semacam ini bisaditerima, karena kalau kita memaksa untuk melakukannya sekarang,mungkin hasilnya akan kurang baik.Yang kedua adalah penundaan disfungsional, yaitu penundaan tanpaalasan yang bisa dipertanggungjawabk an, misalnya karena malas, kurangmood dan lain-lain. Jenis penundaan ini sangat merugikan karena bisamenyebabkan kita kehilangan peluang atau kesempatan.Jenis yang ketiga adalah penundaan jangka pendek, misalnya Anda punyatarget waktu satu hari tapi tidak segera memulainya sehingga pekerjaanmenjadi molor atau tertunda. Yang dimaksud jangka pendek bisa selamabeberapa jam atau beberapa hari tergantung target harinya. MisalnyaAnda mempunyai jadwal pertemuan dengan seseorang dan harus berangkatjam 7 malam, tetapi sampai jam 6.45 Anda masih belum bersiap-siap.Berikutnya adalah penundaan jangka panjang, misalnya Anda inginberwisata ke Bali , ingin punya bisnis sendiri, ingin menyekolahkananak Anda ke luar negeri, ingin menulis buku dan sebagainya. Andapunya keinginan di masa yang akan datang atau suatu rencana pentingyang tidak mendesak, namun Anda tak pernah melakukan langkah awal yangdiperlukan.Jenis penundaan yang terakhir adalah penundaan kronis atau bisa jugadisebut penundaan disfungsional kronis. Ini adalah sikap menunda-nundayang sudah menjadi kebiasaan sehingga susah dihentikan dan sangatmerugikan Anda sendiri. Ia bagaikan pencuri, karena telah mencuriwaktu Anda dan merampok kepuasan yang mestinya Anda bisa peroleh.Inilah jenis penundaan yang paling berbahaya.Termasuk jenis yang manakah Anda ? Mudah-mudahan penundaan yang Andalakukan hanyalah penundaan fungsional. Amit-amit jika Anda merupakantipe seorang penunda disfungsional, apalagi yang kronis.
(SA).*) Sucipto Ajisaka,
Penulis Buku "Becoming a Magnet of Luck : 10Faktor Yang Menjadikan Anda Magnet Keberuntungan" .

Tidak ada komentar: